Wednesday, February 1, 2017

The Lowland (2014), a novel by Jhumpa Lahiri: summary

A masterful novel links to science, chemistry, history, and patriotism. For English literature student better consider this work. A novel that shines with perfect words. She honestly describes many things on Indian customs in sixties to seventies including arranged married and how oldest sister took job as mother to her younger siblings. 

Jhumpa Lahiri is a recipient Pulitzer Prize and an intellectually elegant writer. A family story wrap in history with brilliant language. Her work is really inspiring. This is the second novel of Lahiri that I’ve read after Unaccustomed Earth. This edition, a 415 -page novel, was published in 2014. It is little weird to me since there are no quotation marks in whole direct sentences in the whole pages. I began read this book in Banjarmasin, South Borneo at a coffee shop in Duta Mall and it’s accomplished in second day December 2014 in a vacation.


The Lowland (2014), a novel by Jhumpa Lahiri: summary

Part one described the lowland in where nearby of the pasture of golf club. The story of two brothers, Subhash and Udayan that often played to that neighborhood even it’s forbidden for the locals. A British golf club owned to colonial British when occupied Calcutta. Tollygunge, an area has turned Muslims to minority because of the Partition.

Subhash as older brother have contrast behavior in many aspect and even in choosing school. The boys studied assiduously every evening, working on equation and formulas. They were admitted to the city’s best colleges. Udayan the younger brother went to physics and Subhash for chemical engineering. They were the only boys in their neighborhood, the only students form their unremarkable high school, to have done so well.

After their study ended, the brothers were among so many others in their generation, overqualified and unemployed. After tutoring to bring in money finally found a job teaching science at technical high school close to his town. He’s indifferent to building up the career. His brother decided to apply  Ph.D program chemistry and environment in Rhode island, USA. Udayan, accused his brother selfish not think his country. He joined Communist Party of India (Marxist- Leninist), CPI, their enemy is India state.

The different was so extreme that he could not accommodate his home town and Rhode Island together. In that enormous new country, there seemed to be nowhere for the old to reside. There’re a place where humanity not always pushing, rushing, running as if with a fire at his back. A Wisconsin guy, student of sociology who wrote the editorial for the university newspaper shared kitchen and bathroom with Subhash. His roommate was a good friend and also brought Subhash to western community.

In his letter, Udayan told him much about movement party that he joined and he had married to a girl. Gauri was degree of psychology in same university to him and also sister of his friend. Not only had Udayan before his older brother, but he’d married of his choosing.

Subhash wanted to tell his brother about Holly, medical student, a widow with  a boy in whom he act like husband and father. He began his third autumn in Rode island, it was in 1971 when he got a telegram, “Udayan killed. Come back if you can.” Udayan shot by police and without knowing that his wife’s pregnant. Since losing his husband, Gauri was in reject position. Her in-laws treatment of Gauri was deliberately intended to drive out. The thought of the child being raised in a joyless house and the only way to take her away was to marry her.

She left Tollygunge, Calcutta, where she had never felt welcome, where she had gone only for Udayan. This was death, Gauri thought, this vapor, insubstansial but unyielding, drawing everything to halt. No policeman or soldier stop him. No more investigation questioned her about Udayan. It’s only Bela, Udayan’s daughter to make them in the same roof. Subash took Bela visiting their home town  but getting home he found a letter left from Gauri. After getting her doctoral degree in psychology, Gauri had moved to California, a college hired her for teaching.

Subhash, tender, and  loving father raised her daughter by himself.The happiness was coming. He was good in his career and found a woman at last. It was not only her mother has left her but knowing Subhash was not his father irritated that girl. Years passed. Subash and Bela found joy in their life in contrast to Gauri. She’d tormented by her past to leave Subhash and her daughter. After mailing several times, Gauri’d come seeking Bela. She was grown woman, nearly forty years old. Her mother visiting was shockingly to Bela. She welcomed coldly to  a woman to whom her daughter should be call grandmother.


*****
South Borneo
December, 2014





Sekapur Sirih

Novel setebal 415 halaman, karya dari Jhumpa Lahiri seorang penulis berdarah Benggali berkewarganegaraan Amerika Serikat. Dia adalah penerima Pulitzer penghargaan tertinggi untuk jurnalis dan karya tulis sastra dengan hadiah yang sangat fantastis. Bacaan ini merupakan terbitan tahun 2014 di AS. Mulai dibaca di bulan November di Kalimantan Selatan, Banjarmasin ketika bertamasya ke kota tersebut. Di sebuah sudut toko kopi di Mall Duta yang akhirnya  selesai dibaca pada Desember 2014.

Ini kali kedua membaca karya Lahiri yang mana sebelumnya telah membaca Unaccustomed Earth. Cukup kaget mengetahui bahwa film Namesake yang mengisahkan kisah cinta pasangan kekasih dan keluarga India di AS adalah karya Lahiri juga dan tambah kaget lagi ketika mengetahui dia juga terlibat dalam film itu sebagai Jhumpa Mashi. Lahiri sangat hebat dalam menyampaikan fiksi, bahasa kaya dan hebat, penuturan yang bagus, namun agak janggal karena tidak ditemui tanda kutip pada setiap percakapan pada keseluruhan novel ini.

Dia juga jujur menggambarkan bagaimana kehidupan keluarga Benggali di Kalkutta dan beberapa tradisi agama Hindu. Novel ini bergenre sejarah, perjuangan cinta tanah air, sains, dan gejolak cinta serta konflik dalam keluarga. Buku yang banyak menggali Rhode Island dan Kalkutta sehingga membuat penasaran mengunjungi daerah tersebut.



Terjemahan Dalam Bahasa Indonesia: Lowland (2014) Tanah Rendah oleh Jhumpa Lahiri 

Kisah tentang dua bersaudara, Subhash dan Udayan yang hidup di daerah Tollygunge, Kalkutta, India. Kedua bersaudara itu tak jauh dari sebuah klub lapangan golf yang didirikan oleh kolonial Inggris. Sebuah tanah rendah berada di sebelah lapangan gol tersebut. Keduanya sering bermain ke klub itu menggambili bola golf bekas yang sebenarnya adalah terlarang. Hingga suatu hari tertangkap oleh polisi. Kenangan masa kecil keduanya banyak dihiasi memori di tanah rendah.

Subhash merupakan kakak bagi Udayan yang lebih muda hanya beberapa bulan sehingga mereka di sekolah di kelas yang sama. Ayahnya adalah pegawai kereta api yang begitu kurang disukai tetangganya karena diduga masuk kerja di sana akibat pengaruh koneksi pejabat kereta api. Ibunya menjahit untuk menambah penghasilan keluarga itu. Keduanya rajin belajar setiap malam, mempelajari persamaan dan rumus-rumus.

Keduanya pun diterima di dua universitas ternama di kotanya, Udayan mengambil jurusan fisika sementara kakaknya jurusan teknik kimia. Setelah perkuliahan selesai mereka memberi les sebelum akhirnya diterima sebagai guru di sekolah menengah atas teknik tidak jauh dari kotanya. Udayan sudah puas dengan hal itu. Dia sama sekali tidak berminat menempuh perkuliahan doktor di Amerika sebagaimana kakaknya Subhash.

Subhash meninggalkan negaranya dan memulai perkuliahan doktor bidang teknik kimia dan lingkungan di Rhode Island. Dia pun mulai beradaptasi dengan kehidupan barunya. Kedua bersaudara itu pun kerap berkirim surat. Udayan mengungkapkan cintanya akan Partai Komunis India dan sering menceritakan filosofi dari pemimpinnya. Dia juga bercerita telah menikah dengan seorang gadis lulusan psikologi yang satu kampus dengannya. Gadis itu juga merupakan saudari temannya.

Sebuah telegram mengejutkan membuat Subash pulang, adiknya telah dibunuh polisi. Keterikatan adiknya dengan partai komunis telah tercium polisi. Kematian itu membawa kesedihan mendalam bagi istrinya Gauri. Suaminya bahkan belum mengetahui jikalau istrinya tengah mengandung anaknya. Posisi Gauri di rumah itu sangat tidak diinginkan oleh kedua mertuanya. Wanita itu pun berada dalam posisi sulit.

Walau dalam kesedihan kehilangan suaminya, ia juga dalam pengawasan polisi dan menghadiri serangkaian interogasi akan keterlibatan Udayan. Subhash sangat menyayangi adiknya itu. Dia tidak sanggup memikirkan melihat anak Udayan akan hidup dalam kesusahan bila membiarkan Gauri pergi. Dia pun berniat menikahi gadis itu, bagi Gauri sangat berat menerimanya dia sangat sulit melupakan suaminya. Namun kematian yang menghubungkannya dengan polisi dan memikirkan kandungannya akhirnya melemahkan jiwanya dan menerima pernikahan itu.

Gauri dan Subhash hanya menjadi suami istri demi Bela, putri Udayan. Tidaklah sulit bagi Gauri untuk beradaptasi di Rhode Island karena di kampusnya ia telah terbiasa berbahasa Inggris. Gauri pun mengikuti perkuliahan hingga meraih doktor psikologi. Saat Bela berusia dua belas tahun, Subhash mengajak putrinya mengunjungi kampung halamannya di Kalkutta namun ketika tiba di Rhode Island Gauri telah pergi meninggalkan keduanya dengan meninggalkan sepucuk surat. Itulah kali terakhir berhubungan dengannya.

Bela pun terluka akibat ditinggalkan ibunya dan tidak hanya itu pada awalnya sulit menerima kalau Subhash bukan ayah kandungnya. Waktu pun berlalu Subhash dan Bella menemukan kehidupan dalam hidup mereka masing-masing. Subhash sukses dalam karir dan akhirnya menemukan wanitanya. Bela pun sukses dan pekerjaan telah memiliki seorang putri.

Berbeda dengan Gauri, seorang dosen di California yang masih dibalut rasa bersalah pada Subhash dan putrinya. Setelah surat-menyurat dengan Subhash dan putrinya.  Wanita itu pun memberanikan diri menemui putrinya itu namun kehadirannya disambut dingin oleh Bela.  Gauri, wanita yang seharusnya menjadi nenek bagi putrinya.


*****
Banjarmasin, 
Desember 2014

No comments:

Post a Comment