Sekapur Sirih
Bagi peminat novel detektif pastilah
tidak asing dengan karya Agatha Christie. Sejak duduk di bangku menengah
pertama, saya sudah sering membaca karyanya yang dikenalkan oleh seorang kakak (terima kasih Kristina) yang gemar membaca, namun telah banyak terlupa dibawa arus waktu. Buku ini merupakan
cetakan ke sembilan Januari 2014 (cetakan terjemahan 1978) oleh Gramedia dengan hak cipta dari Christie
pada tahun 1934 di Britania Raya.
Novel ini telah difilmkan pada tahun
1974 dengan judul yang sama dan diterbitkan Gramedia pertama kali tahun 1978.
Novel terjemahan yang terdiri dari 358 halaman
memiliki plot cerita yang kuat dan bagus dengan genre pembunuhan,
misteri, dan detektif. Menemani perjalanan kereta api melewati ratusan
kilometer rel, siang dan malam sejak tanggal 13 Desember hingga tanggal 23 Desember 2014.
Karya – karya Christie sangat
berjasa bagi saya dalam menambah perbendaharaan kata dan EYD di bangku sekolah.
Di samping itu tentunya sifat penasaran yang tidak sadar telah terbangun dengan
plot cerita Hercule Poirot dalam memecahkan teka-teki permasalahan. Terima
kasih Agatha Christie yang tentunya diwakili keturunannya dan kelompok Gramedia
di masa lalu dan kini yang selalu memberi suguhan terjemahan EYD terpercaya.
Resume/Ringkasan Novel Terjemahan dalam Bahasa Indonesia: Murder on the Orient Express, a
Hercule Poirot Mystery, (Pembunuhan di Orient Express), karya Agatha Christie
Stasiun kereta api Allepo, Syria,
jam lima subuh sedang dalam persiapan pemberangkatan kereta menuju Eropa.
Seorang kapten berkebangsaan Perancis baru saja melepas keberangkatan Hercule
Poirot menuju Turki untuk melanjutkan perjalanan ke Eropa.
Singgah bermalam di Tokatlian,
detektif Belgia itu pun segera memesan kereta The Orient Express yang akan
berangkat keesokan harinya. Tanpa sengaja dia bertemu kawannya Direktur Buoc,
wakil dari Compagnie Internationale des Wagons Lits di hotel yang sama
menganjurkannya menaiki kereta itu.
Lelaki kaya Amerika dan dua
pekerjanya yang juga tinggal satu hotel dengannya rupanya menaiki the Orient
Express begitu juga gadis Amerika yang sama dengannya dari Aleppo. Kereta pun
dihuni oleh belasan penumpang semua menuju Eropa. Ada turis Amerika, wanita
Inggris pengasuh anak, gadis Jerman, guru les privat naik dari Bagdad, seorang
kolonel Inggris yang baru saja bertugas di India, dan yang lainnya. Semuanya
berjumlah dua belas orang.
Memasuki daerah Balkan cuaca buruk
salju sangatlah tebal hingga membuat kereta terhenti. Lelaki Amerika kaya nan
arogan mati tertusuk puluhan kali di tubuhnya. Poirot pun segera diminta dalam
investigasi pembunuhan keji itu. Setelah dokter asal Yunani memeriksanya
tikaman masih dilakukan setelah korban sudah jelas mati.
Berdasarkan kepingan kertas yang
belum terbakar dan puntung sigaret, penyelidikan pun menjadi terarah. Tulisan
Daisy Amstrong. Kisah sadis dari Amerika beberapa tahun lalu. Gadis kecil,
putri dari kolonel putra orang kaya Amerika yang menikah dengan putri artis
ternama Amerika. Daisy telah menjadi berita yang menggemparkan, dia diculik dan
penculik minta tebusan. Polisi menemukan gadis itu meninggal mengenaskan.
Ayah Daisy bunuh diri atas
kesedihannya sementara ibunya dan calon bayi ibunya mati dalam kesedihan.
Pengasuh anak itu pun melompat jendela hingga mati. Cassetti, lelaki sadis
keturunan Italia, adalah otak pembunuhan Daisy. Dia berhasil ditangkap polisi
namun tidak ada hukuman mati dan malah melarikan diri dari penjara. Tentu dengan kekuatan uangnya.
Beberapa jam sebelum terbunuh
Ratchett sempat meminta pertolongan pengawalan namun Poirot menolak dengan
alasan tidak suka dengan wajahnya yang tidak menyenangkan. Lewat bukti tulisan
di kertas itu yang tergeletak di lantai,
dia pun menyimpulkan bahwa lelaki yang mengaku Rachett, sebenarnya adalah Cassetti. Dia telah
memalsukan identitas dan menjadi
pebisnis kaya di Timur Tengah.
Dengan penyelidikan yang mendalam
dan memeriksa setiap barang penumpang, sang detektif sulit menentukan siapa
pelakunya. Ketika dugaan sudah mengarah pada sebuah titik terang, sungguh
mengejutkan, ibu tua Amerika yang banyak bicara
mengakui semuanya. Dia adalah nenek dari gadis yang terbunuh. Selama
perjalanan dia sangat lihai memerankan ibu Amerika cerewet.
Ternyata upaya pembunuhan itu telah
dirancang sekian lama. Mantan sopir Tn. Amstrong, mantan guru les, pengasuh,
adik ipar dan lainnya sepakat menghukum Ratcheet (Casetti) untuk membayar
perbuatannya. Ke dua belas tusukan di tubuh korban sebagai simbol kemarahan
mereka. Mendengar pengakuan itu Hercule Poirot pun menarik diri dari kasus itu.
*****
Pkl. 11 malam
23 Desember 2014
*****
Pkl. 11 malam
23 Desember 2014
No comments:
Post a Comment