Sekapur Sirih
Serangkaian
perjalanan rohani penulis dimulai dari Perancis menuju Santiago de Compostela,
bagian utara Spanyol. Novel terjemahan dari The Pilgrimage setebal 260 halaman
ini merupakan perjalanan rohani Santiago de Compostela Spanyol. Kini rute
ziarah rohani yang ditempuh dengan beragam cara dan beragam paket dari agen
wisata dan situs ini telah ditetapkan menjadi salah satu Situs Keajaiban Dunia
oleh UNESCO.
Beragam
niat dari peziarah namun menuju sebuah gereja Katedral Santiago de Compostela
yang dipercaya dimana Santo Jakobus atau Santiago murid Yesus. Novel yang
pertama kali diterbitkan tahun 1987 di Barcelona Spanyol. Ini adalah edisi 2013
yang merupakan cetakan ke dua oleh PT. Gramedia dan cetakan pertama sendiri
dilakukan tahun 2011 lalu. Novel ini bergenre petualangan, rohani, magis, dan
filosofis. Buku ini cocok bagi yang masih pencarian dalam keimanannya.
Pada
bagian prolog dijelaskan tentang ritual pedang
yang mengandung mantra. Paulo telah menggunakannya selama sepuluh tahun dengan
ratusan ritual gaib. Sang guru (guru majis) telah menahbiskan sebuah pedang
baru namun pedang itu belum bisa disentuhnya dan benda keramat tersebut telah
menunggunya di sebuah tempat sehingga Paulo diminta melakukan sebuah perjalanan
misterius ke Santiago. Berkat jasa pastor Prancis bernama Aymeric Picaud, yang
berziarah pada tahun 1123 rute ziarah yang ditelusuri Paus Paulus XXIII.
Perjalanan
ke Santiago merupakan perjalanan atau ziarah rohani umat Katolik menuju ke
sebuah katedral di Santiago Compostela, Spanyol. Santiago adalah sebutan orang
Spanyol kepada murid Yesus yang bernama Jakobus. Setelah kematian Kristus
Santiago menginjil ke wilayah Spanyol dan dia disemayamkan di Katedral itu.
Suatu malam, seorang gembala melihat bintang
bersinar terang di sana di atas sebidang tanah.
Legenda
ini mengisyaratkan bahwa Bunda Maria juga menginjil di sana dan menyebut
wilayah itu Compostela yang berarti lapangan berbintang. Selain mengingat ke
dua tokoh ini, Santiago de Compostela juga merupakan simbol pengingat di
masyarakat Spanyol memukul mundur pasukan musuh.
Ringkasan Novel Terjemahan dalam Bahasa Indonesia: The Pilgrimage (Ziarah) karya Paulo
Coelho
Pyrenees
adalah sebuah wilayah dataran tinggi nan indah yang masuk wilayah Prancis. Di sana dia menemui seorang
wanita tua gipsi yang memberinya panduan dan mantra. Dia pun dipertemukan
dengan pemandunya bernama Petrus, seorang lelaki berusia 59 tahun yang pernah
dilihatnya dalam sebuah majalah yang merupakan pria perancang busana terkenal
di dunia. Selama perjalanan Paulo melakukan serangkain ritual yang didahului
latihan benih, latihan kecepatan, kekejaman, ritual pewarta, ritual air
(kemunculan intuisi), latihan lingkaran biru, latihan mengubur diri
hidup-hidup, latihan pernapasan, latihan bayangan, latihan mendengarkan,
latihan mendengarkan, dan latihan menari.
Longrono
Perjalanan tiba di sebuah kota besar
Longrono, kota yang dilewati peziarah rute Jakobean kebetulan di sana ada
sebuah pesta perkawinan yang menyita perhatian seluruh kota, pernikahan seorang
kolonel di wilayah itu. Di kota ini dia banyak diingatkan kembali akan kekuatan
cinta. Cinta jenis eros, philos, dan agape.
Azofa Kini mereka tiba di kota Azofa desa yang
terkenal dengan rumah-rumah mungilnya. Peristiwa aneh pun terjadi sesosok
anjing yang diduganya Astrain (malaikat pelindung) menampakkan diri melintas
dan membuatnya tak sadar diri. Anjing yang sama persis di rumah wanita gipsi
tua di Pyrenees.
Villafranca
de Bierzo
Seorang anak perempuan
berusia delapan tahun menuntun Paulo ke sebuah tempat di Villafranca de Bierzo.
Kini Paulo dalam puncak kelelahannya dan hampir saja menyerah namun kehendak
akan pedangnya lebih kuat dan ingin segera sampai di Santiago de Compostela.
Sang gadis kecil berujar bila peziarah telah mencapai Gerbang Pengampunan maka
tidak perlu lagi melanjutkan perjalanan ke kota Santiago. Setelah mendaki dan
mengkuti jalan yang berliku-liku, licin, dan curam, mereka pun sampai di
gerbang itu. Seekor anjing telah menunggu dan tiba-tiba berubah menjadi sosok
spiritual.
Gerbang
Pengampunan adalah sebuah gereja kosong yang dihuni patung San Tiago Matamoros
yang mengacungkan pedangnya. Pencarian kali itu pun sia-sia. Kembali dia
berkenalan dengan seorang pria yang bernama Angel yang menawarinya jasa
berkunjung ke Gereja Santo Joseph sang Tukang Kayu namun sayang gereja itu
tertutup. Baik gadis kecil dan pemandu tadi tidak mau menerima bayaran untuk jasa mereka. Paulo mendaki gunung El
Cebrero sebagai gunung terakhir dan merasakan mukjizat. Seekor domba
menggiringnya ke sebuah kapel kecil dan di sanalah dia mendapat mukjizat dan menerima
pedangnya dari sang guru.
Santiago De Compostela
Walau Paulo telah mendapatkan pedangnya namun dia tetap melanjutkan
perjalanannya dengan menaiki bus selama empat jam dan berangkat dari Pedrafita,
kota dekat El Cebrero menuju Santiago. Keinginan mengunjungi makam San Tiago
dan meninggalkan kerang ziarahnya
merupakan tanda akhir dari perjalanan rohani.
******
No comments:
Post a Comment