This novel is one of 100
best novels ever in this planet. It’s written in 1976 by Paulo Coelho, A Portuguese
Brazilian. First published in Portuguese but it’s already translated in 60
languages across four the continents. The book’s 116 pages had published 65
million copies until today. This novel is easy to understand and unique in
which delivered in philosophy words. It’s a riddle and smart book. Some parts
of the story based on Bible. The scene represented Andalusia, southern Spain,
Europe border and Morocco, desert and pyramid in Egypt. The genre is adventure,
philosophy, and drama.
Novel the Alchemist, Paulo Coelho
An Andalusian young man
has left his seminary school and chose to be a shepherd. He thought being a
shepherd could be possible having a lot travels. He wanted spread Lord by
seeing other creature than staying in monastery. After arguing with his father
Santiago got his father blessing with 3 ancient gold coins. He traveled town to
town with his sheep. He loves reading. He reached Tarifa to meet a gypsy women
could be interpreted his dreams. A child
appeared and began playing with animals. The folks were not afraid of him. He
took Santiago’s hand to Egypt pyramids and he said “If you come here you will
find the hidden treasure.”
A dream interpreter who
lived in Tarifa just said no charge but giving her one tenth of his treasure.
The gypsy woman asked him to go to Egypt but he thought it was impossible for a
shepherd. The boy was disappointed and forgot his dream. He met a strange old
man in Arabs clothes who admitted as a King of Salem. This man, Melchizedek
asked one tenth of his treasure. The strange old man disappeared with light in
his chest and left hand writing some names on sands, his name, his father and
mother and the merchant’s daughter that he fell in love with. He was so
desperate to know the baker of the town also liked that girl. That baker was better
than a shepherd.
He crossed the strait to Africa only 2 hours after two years
as a shepherd. A bar owner in Tangier said to him Pyramid have to across the
desert and needed a guide and a lot of money. But he trusted two stranger Arabs
in bar has cheated on him. He lost of his money and working in crystal shop.
The merchant told him he needed a year to clean the crystal if he wanted to go
to Pyramid. That was the only choice.
Month later, shop cash
drawer was full of money. The boy brought luck to crystal merchant. His ideas
on putting display case crystal and made a tea shop on hill using crystal glasses.
On his way to Pyramid he was in the same caravan with an Englishman who pursued
an alchemist, a man who knew universal language. He was involved conversations
with the Englishman and others. Their caravan stopped for water in a village in
desert where met Fatima. A tribal war made him meet an alchemist.
This alchemist told him a
story about a good father in time of Emperor Tiberius. The father had a dream
an angel appeared and told him that his son’s words would be learned and
repeated throughout the world generation to generation. He was so happy for his
poet son but he was so worry to his army son. When he died and met the same
angel. He asked the angel two show the future of his soldier son. Angel told him
that poem of his poet son will be famous for Rome as long as reign of Emperor
Tiberius.
But then people will forget it. For his centurion son, the Angel said
his saying will be learned and read generation to next generation. His son,
Roman centurion has converted his faith and believed in Son of Man. One day his
servant was ill and a rabbai has cured him. His son said: “My Lord I am not worthy that you should come under my roof. But only
speak a word and my servant will be healed.”
His words are written in Bible and they are famous until today.
Santiago took a different
journey with the alchemist and he kept going to pyramid. While he was digging a
group of Arabs came to him. The leader told about his recurrent dream. His
dream told him to go southern Spain, a ruined church, a place for sheep and a shepherd.
The treasure was on the sycamore tree where the shepherd slept. The Arab said
he was not so stupid to across desert to go to Spain. Santiago traveled away
from his home but that treasure was in place where he and his sheep stayed
everyday. He shared his one tenth his treasure to the gypsy and married the
merchant’s daughter.
Sekapur Sirih
Penulis berdarah Portugis
kelahiran Brazil ini adalah salah satu dari penulis terhebat di panet ini.
Alchemist telah diterjemahkan dalam 60 bahasa dan diterbitkan sebanyak 65 juta
kopi hingga kini. Novel setebal 116 halaman ini saya baca pada tahun 2012 lalu.
Karena ceritanya yang luar biasa bagus dan unik, sehingga susah dilupakan.
Terjemahan dalam Bahasa Indonesia: Alchemist, Paulo Coelho
Di sebuah desa di daerah
selatan Spanyol daerah Andalusia seorang anak muda meninggalkan sekolah
seminarinya dan memutuskan menjadi seorang penggembala. Awalnya sang ayah kaget
dan tidak setuju pada putusan anaknya tersebut. Dengan alasan ingin berkeliling
dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain dia memutuskan menjadi gembala
domba. Saat itu gembala kerap berpindah-pindah daerah membawa ternaknya. Namun
pada akhirnya ayahnya memberinya modal 3 keping emas tua. Santiago pun
menikmati pekerjaan barunya dan dia gemar membaca. Bulu dombanya bisa dijual
untuk kehidupannya.
Suatu hari seorang lelaki
tua dengan berjubah sepert pakaian orang Arab mendekatinya dan mengaku sebagai
Raja Salem dengan nama Melchizedek. Sebelum menghilang dalam cahaya dari
dadanya lelaki itu melukiskan namanya, nama ayah ibunya dan nama gadis anak
pedagang kain disukainya padahal sedikit pun anak muda tidak pernah menyebutkan
satu pun nama padanya. Santiago kini menuju sebuah daerah bernama Tarifa, dia
ingin mengartikan sebuah mimpi yang sudah dua kali menghampirinya. Seorang anak
kecil bermain dengan damai dengan ternaknya. Binatang-binatang itu sama sekali
tidak takut pada anak itu. Setelah itu, si anak meraih tangannnya dan membawa
ke piramida di Mesir. Dan anak itu berkata: “Jika Anda pergi ke sana, maka Anda
akan menemukan harta karun”.
Wanita gipsi si peramal
pun mengatakan bahwa dia tidak perlu membayar biaya untuk mimpimu tapi memberi wanita
itu 10 persen dari harta karun. Dan dia disuruh pergi ke Mesir. Merasa tidak
puas dengan jawaban wanita peramal, dia pun mengacuhkan mimpinya itu dan
kembali merawat dombanya dan membaca bukunya. Namun setelah dua tahun, dia
akhirnya berpikir kenapa tidak ke Mesir untuk membuktikan mimpinya dan sekalian
jalan-jalan karena memang dia juga suka bertualang. Hanya menyeberangi selat
selama dua jam anak muda pun sampai di benua Afrika.
Dia sempat kaget karena orang setempat bisa
berbahasa Spanyol. Pemilik bar telah mengingatkannya untuk berhati-hati selama
di daerah itu karena banyaknya penipu dan pencuri. Dia bercerita ingin ke
Piramida Mesir kepada dua pengunjung bar dan mereka pun menjelaskan secara
rinci perjalanan ke sana termasuk biayanya. Santiago dengan lugunya memberikan
semua uangnya dan dia telah ditipu oleh ke dua Arab itu. Kini dia tidak
memiliki apa-apa. Tangier daulu merupakan sebuah kota bisnis yang ramai namun
ekonominya jatuh dan wisatawan kini berpindah ke daerah sebelah yakni Ceuta. Untuk
menyambung hidup dia bekerja di sebuah toko kristal. Pemilik toko menyadarkannya
kalau dia harus melap kristal selama setahun agar bisa membiayainya ke Piramida.
Namun Santiago tidak punya
pilihan lain dan tidak putus asa. Dia mengingat perkataan Melkizedek, jika Anda
menginginkan sesuatu maka semesta akan mendukungmu. Dia pun membuat terobosan
dengan membuat ruang display pada toko itu agar mudah dilihat calon pembeli.
Tokonya pun mulai ramai namun tidak berhenti di situ. Dia mengusulkan membuat
kedai teh di atas bukit dengan pemandangan indah dan tehnya disuguhkan dengan
gelas kristal. Kedai teh dan toko kristal pun laris dan akhirnya dia pun meninggalkan
kota itu menuju Mesir.
Dalam perjalanan dia
bertemu lelaki Inggris yang mencari seorang alkemis. Seseorang yang diyakininya
sebagai orang yang tahu segalanya. Dalam kereta karavan terjadilah perbincangan
yang menarik dengan sesama penumpang. Perjalanan melewati gurun tidaklah mudah.
Dia beserta rombongan karavan mampir di sebuah desa di tengah hamparan gurun
dan mempertemukannya dengan gadis bernama Fatima. Selama sebulan tinggal di
desa itu ke dua insan itupun jatuh cinta. Sempat terpikir untuk menikahinya
namun atas usulan seorang alkemis niat itupun batal. Anak muda itu menjumpai
perang antar suku di gurun dan mempertemukannya dengan seorang alkemis yang
memberinya banyak cerita dan filosofi.
Suatu ketika sang alkemis
bercerita tentang seorang ayah baik yang hidup pada zaman Kekaisaran Roma kuno,
Kaisar Tiberius. Ayah dua anak itu pernah bermimpi. Seorang putranya adalah
tentara Roman yang dikirim ke daerah terjauh dan satunya lagi seorang penulis
puisi (poet). Karena si ayah adalah orang baik maka ketika meninggal dia
langsung menuju surga dan bertemu dengan malaikat. Dia pun minta agar bisa
melihat masa depan ke dua anak yang dikasihinya. Anaknya tersohor dan puisinya
dipakai dalam kerajaan. Namun begitu kerajaan jatuh puisinya pun terlupakan.
Seorang prajurit dari putranya
yang tentara sedang sakit. Dia mendengar ada seorang rabbai (guru) yang mampu
menyembuhkannya. Dia kagum dengan sang guru dan mengakuinya juga sebagai Anak
Manusia, sang rabbai pun datang dan menyembuhkan anak buahnya itu. Ucapan putranya
itu terkenal hingga kini yang tertulis dalam Bible, sepanjang Kekristenan masih
hidup maka kata-kata ini akan diperkatakan dan dipelajari: “Tuan, saya tidak layak menerima Tuan di rumahku, katakana saja sepatah
kata maka hambaku itu akan sembuh.”
Santiago pun berpisah
dengan sang alkemis dan melanjutkan niatnya menggali lubang di pyramida mesir
untuk mendapatkan harta karun. Sekelompok Arab mendekatinya dan bertanya untuk
apa kau menggali sia-sia. Namun mereka membiarkan lekaki itu tetap menggali.
Pemimpin kelompok itu pun mengatakan sekalipun mimpinya berulang-ulang
mengatakan dia harus pergi ke wilayah selatan Spanyol, ke sebuah reruntuhan gereja
di mana ternak dan penggembala tidur. Mimpinya mengatakan ada harta karun di
bawah sebuah pohon sikamore dimana para penggembala tidur. Sangatlah bodoh mengarungi
gurun pasir hanya itu harta karun di reruntuhan gereja di Spanyol.
Santiago pun tersadar dan
kembali ke kampungnya. Dia akhirnya menemukan harta karun itu tepat di bawah
pohon sikamore, dimana dia tidur selama ini. Harta karun itu adalah harta
kerajaan dulu dan tidak sempat tersampaikan kepada keturunannya. Dia sempat
menyesali petualangannya bertahun-tahun menuju Piramida di Mesir namun akhirnya
menyadari petualangannya menyenangkan karena bertemu banyak orang selama
perjalanan. Setelah bertahun-tahun bertualang ke Mesir dan ternyata harta karun
itu ada di kampungnya sendiri. Dia akhirnya mengawini putri penjual kain dan
memberi wanita peramal sepersepuluh harta karunnya.
No comments:
Post a Comment