David Baldacci
is a worldwide bestselling novelist. This edition published 2013 by Pan Books,
London. It consists of 573 pages. This
is a thriller book. A hitman chases a hitman.
The Hit by David
Baldacci: Summary
Will Robie was
an accomplished sniper. He recently turned forty. While other people in his
early age were either going home to spouse and kids or going out with
co-workers or maybe on a date, Robie was alone in a closet in waiting for
someone to appear so he could kill him.
Doug Jacobs, the man who guided him to the target, got killed. Blue Man,
of course, was not his real name, had trusted Robie to hunt the sole suspect.
Blue Man was indeed high up in the agency. Jessica Reel was the only female
operatives they’ve ever had. Robie studied that woman but he never knew that
Reel needed more information about Robie. She had thought he would be the one
to come after her. Robie and Reel were a team ten years ago. An old friend was an old but in the spy
business you really didn’t have any friends, just enemies and people who could
become your enemy.
Jim Gelder was
man number two in agency and he asked Robie had to get her. It was alive or
dead. But the next day, Gelder got killed too. Thousand questions danced through
his head, why Jessica Reel killed the two men. He got a threat text from her.
Robie was so worry about Julie Getty. The neglected girl was saved by him. The
orphan girl now was on foster home but Robie still look after her. He admired
her for her courage, her intelligence, and her spunk. However she wasn’t his
daughter. It was Julie who linked him with special agent Nicole Vance.
Obviously, she liked him.
He got
information from Janet Dicarlo, an agent trainer. She assured him that Jessica
was the best every man in his class. Reel was an orphan and she had been raised
in foster family. Her father was serving a life sentence for killing his wife.
He was a white supremacist who led an anti government group for years. He was
also a drugs and explosive traffickers.
In her sixteen – year- old she was inside informant against a neo- Nazi
group that was planning a mass attack against the government. One of the foster
parents she was taken in by hand a brother who was in Nazi group. He and some
of his friends would use their house as a base. She helped nail the neo- Nazi.
Some militia men had attacked Janet’s house. Two of her guards got killed and
Janet Dicarlo was in critical condition. Robie was saved by Jessica Reel. He
was pretty sure it was her. The texts from Reel had convinced Robie that she
was working alone.
She had always
admired Will Robie. He was the calm, cool professional who did work and never
talked about a single triumph. She probably shot him but she didn’t do it. Robie learned Jessica was alone. They had met
after Roy West’s death. She told him that Doug and Gelder were the traitors.
Roy West was a former analyst in Washington DC. She didn’t kill him. The one
has designed an apocalypse. Now, Robie had chance to kill her but he let her
go. He chose to trust her. Robie was wounded in Janet’s house and visited Dr.
Karin Menaan, a doctor for agents. She described Roy West was kind of a psycho.
Joe Stockwell
was U.S marshal. He looked after Reel when she was in Witness Protection. His
friend, Samuel Kent was a federal judge of long time. He was married to a woman
who came from money. Both Sam and Joe served in Vietnam together. Joe even went
to his wedding. Kent found actually working against him, collecting evidence.
So he killed him. Joe Stockwell got her the list of people and some details
about what was going on. They also had killed her foster parent, Gwen Jones.
They came after Reel too because she had the apocalypse paper.
The attack
described in Roy West’s apocalypse paper had the G8 leadership as its target. A
conference held in Canada of leaders from numerous Muslim countries. And while
the U.S, for political reasons, was not involved, the Canadian were such close
allies to America. The shot hit Kent full in face, Robie and Reel had done. The
hit team was being held in cells under the eye of both Canadian special agents
and FBI. The join mission had come together quickly. The president was angry.
Numerous agents were death but he still thanked to Robie and his team. Taking
out all those leaders would have led to great upheaval in Muslim world. Twenty
people the FBI had been arrested and half of them tied to the agency.
Dr. Meenan got
arrested and she was forced to resign. A surveillance camera on bar proved her
meeting with Roy West. Robie and Reel finished their mission to eliminate Ferat
Ahmadi. Other North Korea and Iran, Syria was arguably the most difficult
country in the world to escape from for a westerner. Foreigners were inherently
suspects. American was hated. The only positive element was that Syria’s
borders were not secure. However Syrian women didn’t wear traditional Islamic
garb for the most part. And full facial veils had been banned in universities
and other public setting by increasingly secular government, who felt it was a
security risk and promoted extremism. They arrived on the outskirts of Aleppo,
Syria’s largest city by population but Ahmadi had been heading to Damascus.
Ahmadi’s blooded body hit the pavement in Damascus and week later they landed
in the United States. Reel decided to leave her job. She said there weren’t
Gwen and Joe who would mourn for her. But Robie convinced her that he would be
there for her.
Terjemahan Dalam
Bahasa Indonesia: The Hit (Tembakan) oleh David Baldacci
Karya ini
merupakan thriller fiksi yang mudah dicerna namun kuat dalam plot. Sebagian
besar halaman novel ini didominasi percakapan para tokoh dengan bahasa terkini
dan ringan. Penyampaian singkat sehingga cocok bagi pemula pencinta novel
berbahasa Inggris. Namun plot cerita thriller yang kuat, bila anda sudah sering
menikmati karya Ludlum maka tidak akan menemukan kesulitan memahami karya ini.
Cetakan novelnya juga nyaman bagi mata. Cerita tentang agen federal USA yang
saling curiga dan membunuh untuk sebuah alasan yang misterius. Buku ini telah
dibeli dan dipajang di rak buku saya sejak 16 April 2014 namun baru awal
November 2015 dapat menikmatinya.
Keahlian agen
Will Robie sudah tidak diragukan lagi. Lelaki yang pada usianya seharusnya
menikmati hari-harinya bersama istri, membawa anak bermain di taman, atau jalan
keluar dengan rekan kerjanya. Namun tidaklah demikian bagi lelaki agen negara
yang setia pada pekerjaannya. Dia memilih untuk tidak membuat hubungan dengan
siapapun karena kuatir akan membahayakan nyawa mereka. Penembak jitu yang
jarang gagal. Pengabdiannya pada negara pun sudah teruji. Sangat mengejutkan
ketika rekan kerjanya tiba-tiba tertembak mati di depan komputernya. Doug
Jacobs bertugas memberi arahan target pada Robie di lapangan. Penembak jitu
diduga telah membunuhnya dari gedung seberang.
Atasannya yang
biasa dipanggil Blue Man, seorang lelaki
tegap dan tegas walau pada usia tua, telah banyak pengalaman di lapangan,
menugaskan Robie mencari pembunuhnya. Hanya berselang puluhan jam, anak buahnya
yang lain juga dibunuh. Veteran perang Vietnam itu semakin kaget atas kematian
anggotanya. Penyelidikan pun mengarah kepada Jessica Reel dan diperkuat dengan
teks sms-nya yang sedikit mengancam lelaki tangguh itu. Reel yang merupakan
satu-satunya agen wanita yang paling handal pada setiap misinya. Bahkan puluhan
tahun yang lalu Robie pernah kerjasama dengannya pada sebuah operasi. Dia
mengakui kehandalan wanita itu. Setelah membunuh koleganya, Doug Jacobs, tidak
berselang lama Jim Gelder terbunuh. Jim Gelder adalah orang nomor dua dalam
dunia intelijen. Walau Robie dan Reel dulunya mantan agen FBI yang sangat
tangguh dan pernah berkerjasama dalam satu tim akan tetapi Robie mengkuatirkan
gadis muda dalam dompetnya. Reel bisa saja mengincarnya dan ternyata benar Reel
sudah mulai megintai kegiatan gadis itu.
Julie Getty,
gadis berusia empat belas tahun, telah kehilangan ibu dan ayah yang tidak
bertaggung-jawab. Vance dan Robie berada dalam satu misi penyelamatan gadis itu
dan kini menggangap sebagai putrinya. Kasus Julie yang sering mempertemukan
kedua agen itu. Wanita itu pun menaruh hati dan banyak memberi perhatian pada
Robie. Sang agen hanya bersikap biasa dan menanggapinya sebatas teman.
Pertanyaan pun bertubi-tubi di benaknya kenapa Reel harus membunuh agen dan
pembunuhan berikut pun terjadi lagi. Berniat menggali informasi mengenai jati
diri Reel, salah satunya mengunjungi agen Janet Dicarlo. Ternyata beberapa
orang berpakaian milisia membuka tembakan hingga menewaskan dua penjaga dan
melukai agen Janet Dicarlo. Terluka sangat parah. Sangat di luar dugaan, Reel
malah menyelamatkan nyawa Robie, orang yang seharusnya membunuh atau menangkap
dia.
Janet adalah
pelatih Reel ketika bergabung dengan FBI. Dari arsip dan pengakuannya,
dijelaskan Reel merupakan anak piatu. Ayahnya, aktivis supremasi kulit putih,
menentang kebijakan pemerintah. Selain pengedar obat-obatan terlarang, dia
terlibat penyeludupan bahan peledak.
Tetapi dia dipenjara karena telah membunuh istrinya. Reel akhirnya
tumbuh besar dalam keluarga asuh. Dalam usia muda Reel pernah menyelamatkan
nyawa beberapa agen negara. Kakak lelaki angkatnya bergabung dengan gerakan
Nazi dengan menamakan diri Neo Nazi. Rumahnya sering menjadi markas. Gadis
belia itu mendatangi FBI melaporkan kegiatan abangnya dan menawarkan diri
menjadi mata-mata FBI. Gadis pemberani, berusia enam belas tahun, masuk dalam
perlindungan saksi karena beberapa agen sudah terbunuh oleh kelompok itu. Sejak
itu Reel berganti identitas dan kerap berpindah-pindah kota dalam pengawasan
FBI. Dia diberi makan dan dibiayai oleh FBI. Dia pun masuk kepolisian dan
ketika dinilai bagus dia direkrut oleh FBI. Dia banyak membantu negara utamanya
operasi di Timur Tengah.
Beberapa
tembakan luka membuat Robie mengunjungi Dr. Karin Meenan. Dokter khusus
melayani para agen serta menyimpan rahasia kesehatan mereka. Pesan singkat Reel
mengindikasikan bahwa dia bekerja sendiri. Dokter itu tidak banyak tahu tentang
Reel dan menurutnya gadis itu normal saja. Evan Tucker yang merupakan ketua CIA
sangat geram dengan kelakuan Reel yang hampir menewaskan Janet Dicarlo. Walau
Robie sudah menjelaskan jikalau Reel telah menyelamatkannya dan ada anggota milisia
di tempat kejadian namun atasannya kurang memercayainya. Ketika Reel meledakkan
sebuah kendaraan serta ledakan pada kabin Ray West. Robie berhasil
menangkapnya. Agen wanita itu sempat mengatakan bahwa Doug Jacobs dan Jim
Gelder adalah penghianat, mereka ada dalam daftarnya.
Ketika Robie
sudah siap menembak wanita itu namun dia tidak sanggup membunuh mantan partner
kerjanya itu. Robie yakin ada sesuatu yang disembunyikan oleh Reel karena
menurutnya gadis itu orang baik. Pasti ada alasan kuat. Blue Man pun memercayai
pengakuan Robie. Kini keduanya menjadi tim. Reel pun menjelaskan bahwa di
membunuh orang dalam daftar itu. Mereka adalah kelompok penghianat negara yang
ingin membunuh presiden dan membunuh pimpinan negara-negara kelompok G8.
Roy West mantan
analis intelijen telah menuliskan sebuah rencana pada secarik kertas dan Joe,
mantan veteran Vietnam itu ingin membatalkan rencana penghianatan mereka.
Secarik kertas yang mengandung plot rencana dan sederetan nama yang terlibat
yang jatuh pada tangan Reel. Dia pun masuk dalam pengejaran mereka. Salah satu
otak kuatnya adalah hakim agung bernama Samuel Kent. Namun Reel telah gagal
membunuhnya. Pertemuan kelompok G8 akan diselenggarakan di Kanada walau Amerika
bukanlah anggotanya, namun mengirim utusannya atas undangan sebagai tamu,
Samuel Kent. Sebelum dia berhasil melancarkan rencananya, Robie dan Reel
berhasil menembak mati hakim itu. Tentu saja pada awalnya, kepolisian Kanada
memandang berbeda pembunuhan itu.
Ketua CIA,
atasannya Blue Man, Robie, dan Reel diundang oleh presiden ke gedung putih
untuk mendapat keterangan akan banyaknya agen yang terbunuh. Tetapi presiden
tetap mengucapkan terima kasih pada Robie dan Reel telah menyelamatkan para
pemimpin dunia. Ferat Ahmadi calon kuat presiden dari negara Syria namun
menolak kepemimpinan Amerika. Robie dan Reel akhirnya berhasil membunuh Ferat
Ahmadi di Damaskus. Sekembalinya di Amerika, Robie mengenalkan Reel pada Julie
Getty. Kedua perempuan itu cepat akrab. Saatnya bagi Reel meninggalkan dunia
tembak-menembak dia pun menepiskan lencana dan kartu identitas intelejennya.
Kesedihannya muncul kembali, mengenang orang yang paling disayanginya mendiang
Gwen dan Joe. Sebuah harapan dilontarkan Robie pada diri gadis itu, dia akan
selalu ada untuknya.
No comments:
Post a Comment