Sunday, December 11, 2016

The Hit by David Baldacci: Summary

David Baldacci is a worldwide bestselling novelist. This edition published 2013 by Pan Books, London. It consists of 573 pages.  This is a thriller book. A hitman chases a hitman.

The Hit by David Baldacci: Summary

Will Robie was an accomplished sniper. He recently turned forty. While other people in his early age were either going home to spouse and kids or going out with co-workers or maybe on a date, Robie was alone in a closet in waiting for someone to appear so he could kill him.  Doug Jacobs, the man who guided him to the target, got killed. Blue Man, of course, was not his real name, had trusted Robie to hunt the sole suspect. Blue Man was indeed high up in the agency. Jessica Reel was the only female operatives they’ve ever had. Robie studied that woman but he never knew that Reel needed more information about Robie. She had thought he would be the one to come after her. Robie and Reel were a team ten years ago.  An old friend was an old but in the spy business you really didn’t have any friends, just enemies and people who could become your enemy.

Jim Gelder was man number two in agency and he asked Robie had to get her. It was alive or dead. But the next day, Gelder got killed too. Thousand questions danced through his head, why Jessica Reel killed the two men. He got a threat text from her. Robie was so worry about Julie Getty. The neglected girl was saved by him. The orphan girl now was on foster home but Robie still look after her. He admired her for her courage, her intelligence, and her spunk. However she wasn’t his daughter. It was Julie who linked him with special agent Nicole Vance. Obviously, she liked him.

He got information from Janet Dicarlo, an agent trainer. She assured him that Jessica was the best every man in his class. Reel was an orphan and she had been raised in foster family. Her father was serving a life sentence for killing his wife. He was a white supremacist who led an anti government group for years. He was also a drugs and explosive traffickers.  In her sixteen – year- old she was inside informant against a neo- Nazi group that was planning a mass attack against the government. One of the foster parents she was taken in by hand a brother who was in Nazi group. He and some of his friends would use their house as a base. She helped nail the neo- Nazi. Some militia men had attacked Janet’s house. Two of her guards got killed and Janet Dicarlo was in critical condition. Robie was saved by Jessica Reel. He was pretty sure it was her. The texts from Reel had convinced Robie that she was working alone.

She had always admired Will Robie. He was the calm, cool professional who did work and never talked about a single triumph. She probably shot him but she didn’t do it.  Robie learned Jessica was alone. They had met after Roy West’s death. She told him that Doug and Gelder were the traitors. Roy West was a former analyst in Washington DC. She didn’t kill him. The one has designed an apocalypse. Now, Robie had chance to kill her but he let her go. He chose to trust her. Robie was wounded in Janet’s house and visited Dr. Karin Menaan, a doctor for agents. She described Roy West was kind of a psycho.

Joe Stockwell was U.S marshal. He looked after Reel when she was in Witness Protection. His friend, Samuel Kent was a federal judge of long time. He was married to a woman who came from money. Both Sam and Joe served in Vietnam together. Joe even went to his wedding. Kent found actually working against him, collecting evidence. So he killed him. Joe Stockwell got her the list of people and some details about what was going on. They also had killed her foster parent, Gwen Jones. They came after Reel too because she had the apocalypse paper.

The attack described in Roy West’s apocalypse paper had the G8 leadership as its target. A conference held in Canada of leaders from numerous Muslim countries. And while the U.S, for political reasons, was not involved, the Canadian were such close allies to America. The shot hit Kent full in face, Robie and Reel had done. The hit team was being held in cells under the eye of both Canadian special agents and FBI. The join mission had come together quickly. The president was angry. Numerous agents were death but he still thanked to Robie and his team. Taking out all those leaders would have led to great upheaval in Muslim world. Twenty people the FBI had been arrested and half of them tied to the agency.


Dr. Meenan got arrested and she was forced to resign. A surveillance camera on bar proved her meeting with Roy West. Robie and Reel finished their mission to eliminate Ferat Ahmadi. Other North Korea and Iran, Syria was arguably the most difficult country in the world to escape from for a westerner. Foreigners were inherently suspects. American was hated. The only positive element was that Syria’s borders were not secure. However Syrian women didn’t wear traditional Islamic garb for the most part. And full facial veils had been banned in universities and other public setting by increasingly secular government, who felt it was a security risk and promoted extremism. They arrived on the outskirts of Aleppo, Syria’s largest city by population but Ahmadi had been heading to Damascus. Ahmadi’s blooded body hit the pavement in Damascus and week later they landed in the United States. Reel decided to leave her job. She said there weren’t Gwen and Joe who would mourn for her. But Robie convinced her that he would be there for her.


Terjemahan Dalam Bahasa Indonesia: The Hit (Tembakan) oleh David Baldacci

Karya ini merupakan thriller fiksi yang mudah dicerna namun kuat dalam plot. Sebagian besar halaman novel ini didominasi percakapan para tokoh dengan bahasa terkini dan ringan. Penyampaian singkat sehingga cocok bagi pemula pencinta novel berbahasa Inggris. Namun plot cerita thriller yang kuat, bila anda sudah sering menikmati karya Ludlum maka tidak akan menemukan kesulitan memahami karya ini. Cetakan novelnya juga nyaman bagi mata. Cerita tentang agen federal USA yang saling curiga dan membunuh untuk sebuah alasan yang misterius. Buku ini telah dibeli dan dipajang di rak buku saya sejak 16 April 2014 namun baru awal November 2015 dapat menikmatinya.

Keahlian agen Will Robie sudah tidak diragukan lagi. Lelaki yang pada usianya seharusnya menikmati hari-harinya bersama istri, membawa anak bermain di taman, atau jalan keluar dengan rekan kerjanya. Namun tidaklah demikian bagi lelaki agen negara yang setia pada pekerjaannya. Dia memilih untuk tidak membuat hubungan dengan siapapun karena kuatir akan membahayakan nyawa mereka. Penembak jitu yang jarang gagal. Pengabdiannya pada negara pun sudah teruji. Sangat mengejutkan ketika rekan kerjanya tiba-tiba tertembak mati di depan komputernya. Doug Jacobs bertugas memberi arahan target pada Robie di lapangan. Penembak jitu diduga telah membunuhnya dari gedung seberang.

Atasannya yang biasa dipanggil  Blue Man, seorang lelaki tegap dan tegas walau pada usia tua, telah banyak pengalaman di lapangan, menugaskan Robie mencari pembunuhnya. Hanya berselang puluhan jam, anak buahnya yang lain juga dibunuh. Veteran perang Vietnam itu semakin kaget atas kematian anggotanya. Penyelidikan pun mengarah kepada Jessica Reel dan diperkuat dengan teks sms-nya yang sedikit mengancam lelaki tangguh itu. Reel yang merupakan satu-satunya agen wanita yang paling handal pada setiap misinya. Bahkan puluhan tahun yang lalu Robie pernah kerjasama dengannya pada sebuah operasi. Dia mengakui kehandalan wanita itu. Setelah membunuh koleganya, Doug Jacobs, tidak berselang lama Jim Gelder terbunuh. Jim Gelder adalah orang nomor dua dalam dunia intelijen. Walau Robie dan Reel dulunya mantan agen FBI yang sangat tangguh dan pernah berkerjasama dalam satu tim akan tetapi Robie mengkuatirkan gadis muda dalam dompetnya. Reel bisa saja mengincarnya dan ternyata benar Reel sudah mulai megintai kegiatan  gadis itu.

Julie Getty, gadis berusia empat belas tahun, telah kehilangan ibu dan ayah yang tidak bertaggung-jawab. Vance dan Robie berada dalam satu misi penyelamatan gadis itu dan kini menggangap sebagai putrinya. Kasus Julie yang sering mempertemukan kedua agen itu. Wanita itu pun menaruh hati dan banyak memberi perhatian pada Robie. Sang agen hanya bersikap biasa dan menanggapinya sebatas teman. Pertanyaan pun bertubi-tubi di benaknya kenapa Reel harus membunuh agen dan pembunuhan berikut pun terjadi lagi. Berniat menggali informasi mengenai jati diri Reel, salah satunya mengunjungi agen Janet Dicarlo. Ternyata beberapa orang berpakaian milisia membuka tembakan hingga menewaskan dua penjaga dan melukai agen Janet Dicarlo. Terluka sangat parah. Sangat di luar dugaan, Reel malah menyelamatkan nyawa Robie, orang yang seharusnya membunuh atau menangkap dia.

Janet adalah pelatih Reel ketika bergabung dengan FBI. Dari arsip dan pengakuannya, dijelaskan Reel merupakan anak piatu. Ayahnya, aktivis supremasi kulit putih, menentang kebijakan pemerintah. Selain pengedar obat-obatan terlarang, dia terlibat penyeludupan bahan peledak.  Tetapi dia dipenjara karena telah membunuh istrinya. Reel akhirnya tumbuh besar dalam keluarga asuh. Dalam usia muda Reel pernah menyelamatkan nyawa beberapa agen negara. Kakak lelaki angkatnya bergabung dengan gerakan Nazi dengan menamakan diri Neo Nazi. Rumahnya sering menjadi markas. Gadis belia itu mendatangi FBI melaporkan kegiatan abangnya dan menawarkan diri menjadi mata-mata FBI. Gadis pemberani, berusia enam belas tahun, masuk dalam perlindungan saksi karena beberapa agen sudah terbunuh oleh kelompok itu. Sejak itu Reel berganti identitas dan kerap berpindah-pindah kota dalam pengawasan FBI. Dia diberi makan dan dibiayai oleh FBI. Dia pun masuk kepolisian dan ketika dinilai bagus dia direkrut oleh FBI. Dia banyak membantu negara utamanya operasi di Timur Tengah.

Beberapa tembakan luka membuat Robie mengunjungi Dr. Karin Meenan. Dokter khusus melayani para agen serta menyimpan rahasia kesehatan mereka. Pesan singkat Reel mengindikasikan bahwa dia bekerja sendiri. Dokter itu tidak banyak tahu tentang Reel dan menurutnya gadis itu normal saja. Evan Tucker yang merupakan ketua CIA sangat geram dengan kelakuan Reel yang hampir menewaskan Janet Dicarlo. Walau Robie sudah menjelaskan jikalau Reel telah menyelamatkannya dan ada anggota milisia di tempat kejadian namun atasannya kurang memercayainya. Ketika Reel meledakkan sebuah kendaraan serta ledakan pada kabin Ray West. Robie berhasil menangkapnya. Agen wanita itu sempat mengatakan bahwa Doug Jacobs dan Jim Gelder adalah penghianat, mereka ada dalam daftarnya.

Ketika Robie sudah siap menembak wanita itu namun dia tidak sanggup membunuh mantan partner kerjanya itu. Robie yakin ada sesuatu yang disembunyikan oleh Reel karena menurutnya gadis itu orang baik. Pasti ada alasan kuat. Blue Man pun memercayai pengakuan Robie. Kini keduanya menjadi tim. Reel pun menjelaskan bahwa di membunuh orang dalam daftar itu. Mereka adalah kelompok penghianat negara yang ingin membunuh presiden dan membunuh pimpinan negara-negara kelompok G8.

Roy West mantan analis intelijen telah menuliskan sebuah rencana pada secarik kertas dan Joe, mantan veteran Vietnam itu ingin membatalkan rencana penghianatan mereka. Secarik kertas yang mengandung plot rencana dan sederetan nama yang terlibat yang jatuh pada tangan Reel. Dia pun masuk dalam pengejaran mereka. Salah satu otak kuatnya adalah hakim agung bernama Samuel Kent. Namun Reel telah gagal membunuhnya. Pertemuan kelompok G8 akan diselenggarakan di Kanada walau Amerika bukanlah anggotanya, namun mengirim utusannya atas undangan sebagai tamu, Samuel Kent. Sebelum dia berhasil melancarkan rencananya, Robie dan Reel berhasil menembak mati hakim itu. Tentu saja pada awalnya, kepolisian Kanada memandang berbeda pembunuhan itu.

Ketua CIA, atasannya Blue Man, Robie, dan Reel diundang oleh presiden ke gedung putih untuk mendapat keterangan akan banyaknya agen yang terbunuh. Tetapi presiden tetap mengucapkan terima kasih pada Robie dan Reel telah menyelamatkan para pemimpin dunia. Ferat Ahmadi calon kuat presiden dari negara Syria namun menolak kepemimpinan Amerika. Robie dan Reel akhirnya berhasil membunuh Ferat Ahmadi di Damaskus. Sekembalinya di Amerika, Robie mengenalkan Reel pada Julie Getty. Kedua perempuan itu cepat akrab. Saatnya bagi Reel meninggalkan dunia tembak-menembak dia pun menepiskan lencana dan kartu identitas intelejennya. Kesedihannya muncul kembali, mengenang orang yang paling disayanginya mendiang Gwen dan Joe. Sebuah harapan dilontarkan Robie pada diri gadis itu, dia akan selalu ada untuknya.

No comments:

Post a Comment