Sekapur Sirih
“Cinta pasti telah menciptakan sinar
matahari itu, mengisi dua hati dengan cahaya dan harapan.” Nathaniel Hawthorne.
Penulis Hawthorne adalah penulis berkebangsaan Amerika, dan menjadi salah seorang tonggak kesusastraan Amerika. Novel klasik
karya Nathaniel Hawthorne yang menggambarkan kehidupan masyarakat di Boston, setelah penemuan Dunia Baru. Hawthorne
melemparkan kritik sosial akan
kemunafikan orang – orang pada jaman itu. Menurut catatannya, dia mengukir
karya fiksi terinspirasi dari sebuah dokumen yang berisi paket misterius dari
masa lalu.
Sebuah kain merah tua berbordir emas
dan bertuliskan huruf A. Buku fiksi ini pernah menjadi materi perkuliahan dalam teks bahasa Inggris
di bangku kuliah. Telah dikemas dalam bentuk film dengan judul yang sama dan
diperankan oleh Demi Moore. Karya ini menemani perjalanan kereta api dan menghuni tas
sejak tanggal 29 November 2014 hingga
tanggal 13 Desember 2014.
Resume Terjemahan Novel Klasik the Scarlet Letter karya Nathaniel Hawthorne
Pada bab satu diawali dengan kisah
kerumunan di lapangan tidak jauh dari sebuah penjara yang riuh dihuni wanita,
bahkan wanita dengan menggendong bayi, dan para lelaki. Sipir penjara
menggiring seorang tawanan menuju lapangan penghukuman. Riuhan penonton serta
wajah para petinggi yang tak asing bagi wanita yang dihukum itu.
Lingkungan ini
merupakan keturunan Inggris yang memulai hidup baru di dunia baru. Dari
Gubernur, seorang hakim dan beberapa penasehatnya, jendral yang tengah duduk di
balkon utama menaruh mata kepada sosok itu. Wanita muda bertubuh tinggi, garis
tubuh yang anggun, dan rambut hitam indah nan berkilau akibat sentuhan sinar
matahari.
Bahasa tubuh yang feminim, selain
cantik tersirat pula bahwa wanita itu adalah wanita terhormat. Namun ada
semacam derita dibalik keanggunan dan kecantikannya, ia menderita dan
menghabiskan waktunya di penjara. Sebuah huruf besar sulaman bordir emas
memantulkan huruf skarlet (scarlet letter) di dadanya di dasar jubah merah yang
bagus. Huruf A dengan sulaman indah menyita perhatian para penonton. Dengan
mendekap bayinya Hester Pyrenne menuju panggung hukuman dan membayangkan
kehidupan masa lalu dan kedua orang tuanya.
Hester adalah wanita terhormat dan
istri seorang pria pandai kelahiran Inggris. Suaminya sering bepergian mencari
pengetahuan serta ilmu hitam. Dia mengirimkan istrinya terlebih dahulu ke dunia
baru, Boston. Betapa kecewa, sekembalinya dia mendapati istrinya memiliki anak
di luar pernikahan. Tanpa tahu siapa ayah dari anaknya dan wanita cantik itu
pun mendapat sanksi sosial karena telah menjadi cela bagi masyarakat setempat
dan menjadi skandal besar di rumah Tuhan Dimmesdale.
Oleh pejabat yang hadir sang Pendeta
Dimmesdale dipaksa berbicara untuk menyingkap rahasia wanita itu. Pendeta muda
lulusan dari universitas ternama di Inggris yang datang membawa pengetahuannya
ke tanah liar. Ia adalah pria bermata besar coklat dan melankolis, ketaatan dan
pengetahuannya membuat dia dihormati. Wajahnya menyimpan ketakutan dan
seolah-olah ingin cepat meninggalkan arena itu. Suara pendeta yang manis yang
mampu menghipnotis semua orang tidak mengubah keyakinan Hester untuk tidak
mengatakan sepatah kata.
Pihak petinggi akhirnya membiarkan
Hester dan bayinya itu hidup namun tinggal jauh dari rumah penduduk di sebuah
rumah tua. Waktu pun berlalu, selain dikucilkan dan dianggap pembawa petaka
Hester pun menghirup udaranya sendiri tanpa mengganggu orang lain. Sulaman pada
huruf skarlet itu terlihat indah sehingga banyak orang kaya dan bahkan sarung
tangan Gubernur pun dibuatkan oleh Hester. Karya sulamannya menjadi mode walau
dia sendiri dibalut baju sederhana dengan bahan murah. Putrinya tumbuh sehat
dan cantik. Pertanyaan polos dari anak itu yang sering menanyakan siapa ayahnya
dan mereka mereka berbeda, dan harus menggunakan huruf skarlet.
Suatu ketika Gubernur dan petinggi
lainnya ingin memisahkan Hester dari putrinya yang mereka anggap sebagai anak
setan akan tetapi Pendeta Arthur Dimmesdale menyelamatkan mereka. Seorang
dokter tua baru beberapa tahun tinggal mengaku adalah suami Hester. Dia kembali
dari pengembaraannya akan ilmu pengetahuan dan ilmu hitam. Dokter
berpengetahuan itu pun kini menggunakan nama baru. Kegelisahan muncul setelah
kepulangannya. Mendapati istrinya dengan anak yang disebut anak setan
dipermalukan sebagai simbol dosa di pertontonkan di lapangan.
Sang dokter berusaha mendesak siapa
ayah anak itu namun Hester tetap menolaknya. Kondisi tubuh Pendeta Arthur
semakin lama semakin memburuk dan pucat seperti orang mati. Roger Chilingworth
mengobati pendeta itu dan bersahabat dan bahkan tinggal satu atap. Beberapa
kali konflik namun keduanya kembali berteman. Secara diam-diam Pendeta
Dimmesdale mengunjugi Hester dan putrinya itu dan menyarankan Hester pergi ke
Eropa dengan identitas baru. Demikian juga Hester menyarankan sang pendeta
untuk menjauhi Roger yang merupakan suaminya. Sang pendeta pun sangat terkejut
dengan sebuah pengakuan dari Hester tentang Roger.
Roger tua wajahnya yang semula baik
dan damai lama kelamaan menunjukkan sifat-sifat iblisnya dan ilmu hitam yang
ada pada dirinya. Dimmesdale yang diagungkan dan dipuja masyarakat sebagai
pendeta baik, berpendidikan lulusan Oxford, dan teladan semakin lama menderita
dalam kemunafikannya. Hidupnya pengkotbah namun tidak punya keberanian mengakui
Pearl, putrinya dan Hester. Sebelum menghembuskan nafas terakhir di panggung
dan lapangan yang sama, dimana tujuh tahun yang lalu Hester dipermalukan,
pendeta itupun mengakui bahwa dia adalah orang munafik itu.
Warga masyarakat hampir tidak
percaya dengan pengakuan pendeta yang mereka kagumi dan puja selama ini,
pengakuan yang menggemparkan. Namun perasaan empati mereka pun mengalir lewat
air mata keharuan menyaksikan Pearl, Hester dan pendeta muda itu berpelukan saat pertama dan terakhir
dalam satu kesatuan. Segala harta kekayaan Roger baik di Inggris maupun di
Boston semua diwariskan pada Pearl sehingga membuat anak itu kaya raya. Setelah
kejadian itu tidak banyak lagi yang tahu tentang kedua anak beranak itu. Ada pula berita yang mengatakan jikalau Pearl telah tumbuh jadi gadis dan menikah.
No comments:
Post a Comment